Minggu, 04 November 2012

AKUNTANSI TERHADAP PENYETORAN MODAL DALAM PERSEKUTUAN



Masalah akuntansi yang spesifik pada persekutuan ialah masalah yang berhubungan dengan pengukuran milik atau penyertaan (hak) masing-masing anggota di dalam perusahaan.
Hak-hak dari para anggota diikhtisarkan di dalam rekening modal mas-ng-masing yang terdiri dari penanaman mula-mula, penanaman tambahan dan prive, serta bagian dari keuntungan atau kerugian usaha. Para anggota boleh membuat persetujuan dalam membagi keuntungan atau kerugian dalam berbagai macam cara yang sesuai dengan hak penyertaan mereka. Apabila tidak ada suatu persetujuan tertentu, maka keuntungan atau kerugian dibagi sama di antara para anggota.

Contoh :
1.     Tuan A, B dan C mendirikan suatu persekutuan dengan investasi masing-masing Rp 75.000,00; Rp 25.000,00 ; Rp 50.000,00. Mereka setuju untuk membagi keuntungan atau kerugian dengan perbandingan yang sama. Apabila persekutuan mendapat laba Rp 90.000,00, maka rekening modal untuk masing-masing anggota menjadi sebagai berikut :

Kekayaan     
bersih                   Modal A             Modal B           Modal C

Investasi mula-mula Rp 150.000,00     Rp 75.000,00   Rp 25.000,00    Rp 50.000,00
Keuntungan bersih   Rp  90.000,00     Rp 30.000,00   Rp 30.000,00    Rp 30.000,00

Jumlah                     Rp 240.000,00    Rp 105.000,00 Rp 55.000,00    Rp 80.000,00

2.    Apabila persekutuan tersebut (no.1), menderita kerugian sebanyak Rp 90.000,00 maka rekening modal untuk masing-masing anggota akan menjadi sebagai berikut :

Kekayaan
bersih                   Modal A        Modal B         Modal C
Investasi mula-mula         Rp 150.000,00  Rp 75.000,00  Rp 25.000,00 Rp 50.000,00
Kerugian                        (Rp  90.000,00)  (Rp 30.000,00 ) (Rp 30.000,00)  (Rp 30.000,00)

Jumlah                            Rp 60.000,00   Rp 45.000     (Rp 5.000,00)   Rp 20.000,00

          Modal “B” menjadi defisit sebesar Rp 5.000,00. Apabila pada saat itu diadakan pembubaran likuidasi, maka tuan B harus menyetorkan kepada persekutuan sebesar defisit saldo modalnya yaitu Rp 5.000,00. Penerimaan dari tuan B ini akan menjadi hak dari tuan A dan C. Penerimaan tersebut ditambah dengansaldo kekayaan yang ada, dibagi dalam imbangan seperti posisi rekening modal masing-masing tersebut diatas, yaitu :
          Tuan A akan menerima sebesar           Rp 45.000,00
          Tuan C akan meneriama sebesar          Rp 20.000,00
          Pembentukan persekutuan di antara dua orang atau lebih yang masing-masing hanya menyerahkan setoran modalnya dalam bentuk uang atau barang kepada persekutuan yang membuat pembukuan tersendiri, tidak banyak mengalami kesulitan. Tetapi apabila persekutuan didirikan dengan menggabungkan beberapa perusahaan yang sudah berjalan, maka biasanya timbul beberapa persoalan, antara lain :
·         Apabila persekutuan akan menggunakan catatan pembukuan dengan melanjutkan catatan pembukuann dari salah satu perusahaan terdahulu atau membentukk pembukuan tersendiri yang baru.
·         Apakah perubahan atau pernilaian tertentu terhadap posisi aktiva, hutang dan modal dari masing-masing perusahaan yang akan digabungkan perlu diadakan atau tidak perlu diadakan.
Contoh :
Naura, Ahmad, dan Zaky bersepakat untuk mendirikan sebuah persekutuan dengan nama Firma „NAZ“. Tn. Zaky telah memiliki perusahaan perseorangan yang telah berjalan, sedangkan Sdri. Naura menyerahkan uang tunai sebesar Rp 50.000.000. Tn. Ahmad menyerahkan bangunan seharga Rp 50.000.000, penilaian kembali telah dilakukan dan disetujui dengan nilai wajar sebesar Rp 65.000.000. Berikut adalah neraca perusahaan Tn. Zaky :
U.D.  Zaky
Neraca
Per  31 Desember  2009

Aktiva Lancar                            (Rp)

Kas                                           32.000.000
Piutang usaha                           45.000.000
(-) Penyisihan piutang
    Tak tertagih                      (   3.000.000)
Persediaan B.Dagang               42.000.000
                                              116.000.000

Aktiva Tetap
Kendaraan                               40.000.000
(-) Akm. Penyusutan          (   14.000.000)
                                               26.000.000
Total Aktiva                        142.000.000
Kewajiban Lancar                (Rp)

Utang usaha                         52.000.000






Modal Zaky                          90.000.000




Total Kewjiban & Modal   142.000.000
     
Perjanjian yang disepakati oleh masing-masing sekutu sehubungan dengan penilaian kembali asset Tn. Zaky adalah sebagai berikut :
1.      Piutang usaha sebesar Rp 2.500.000 dihapuskan dan disisihkan piutang tak tertagih sebesar 5% dari saldo piutang yang baru.
2.      Persediaan barang dagang ditetapkan dengan harga pasar Rp 40.000.000.
3.      Kendaraan dinilai seharga Rp 35.000.000 dan perkiraan akumulasi penyusutan dihilangkan.
Berdasarkan data diatas, maka pencatatan akuntansi dengan menggunakan kedua metode tersebut adalah :

1.      Persekutuan menggunakan buku baru
Jurnal yang harus dibuat :

·         ( Mencatat investasi sekutu Naura ) :
      Kas                              Rp 50.000.000
                  Modal Naura                           Rp 50.000.000

·         ( Mencatat investasi sekutu Ahmad ) :
      Bangunan                    Rp 65.000.000
                  Modal Ahmad                         Rp 65.000.000

·         (Mencatat investasi sekutu Zaky ) :
      Kas                              Rp 32.000.000
      Piutang dagang           Rp 42.500.000
      Persediaan BD                        Rp 40.000.000
      Kendaraan                   Rp 35.000.000
                  Hutang usaha                                      Rp 52.000.000
                  Penyisihan piutang tak tertagih           Rp   2.125.000
                  Modal Tn. Zaky                                  Rp 95.375.000
     
2.      Persekutuan menggunakan buku lama.
Jurnal yang harus dibuat :
( Mencatat investasi sekutu Naura ) :
      Kas                              Rp 50.000.000
                  Modal Naura                           Rp 50.000.000
      ( Mencatat investasi sekutu Ahmad ) :
      Bangunan                    Rp 65.000.000
                  Modal Ahmad                         Rp 65.000.000
      (Mencatat investasi sekutu Zaky ) :
      Penyisihan piutang tak tertagih             Rp      875.000
      Akum. penyusutan kendaraan                          Rp 14.000.000
      Modal Tn. Zaky                                    Rp   4.625.000         
                  Piutang usaha                                                  Rp   2.500.000
                  Persediaan BD                                                            Rp   2.000.000
                  Kendaraan                                                       Rp 35.000.000

Setelah dibuat jurnal seperti diatas, kedua metode tersebut akan menghasilkan Neraca awal Persekutuan yang sama sebagai berikut :
Firma NAZ
Neraca
Per 2 Januari  2010

Aktiva Lancar                             (Rp)
Kas                                          82.000.000
Piutang usaha                           42.500.000
(-) Penyisihan piutang
    Tak tertagih                      (   2,125.000)
Persediaan BD                         40.000.000
                                              162.375.000

Aktiva Tetap
Bangunan                                65.000.000
Kendaraan                               35.000.000
                                              100.000.000

Total Aktiva                       262.375.000
Kewajiban Lancar                    (Rp)
Utang usaha                             52.000.000





Modal
Modal Naura                            50.000.000
Modal Ahmad                          65.000.000
Modal Zaky                              95.375.000
                                                210.375.000

Total Kewajiban & Modal   262.375.000



Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GUNADARMA UNIVERSITY